Buat semua yang mengenali saya, saya minta maaf. Saya tidak mampu lagi melangkah dengan kalian. Saya mungkin tidak lagi bersama-sama kalian. Saya mungkin akan pergi jauh.
Namun nama kalian tidak akan pernah jauh daripada hati saya. Sekali saya sayang kepada seseorang, mana mungkin saya tukar sayang itu dengan perkataan lain. Saya tahu, saya hanya bersama kalian ketika kalian senang. Saya tiada ketika kalian memerlukan. Sahabat saya apakah ini? Saya akan bermulut manis jika saya perlukan pertolongan. Sungguh saya malu dengan diri sendiri.
Kalian, tahukah yang kalian merupakan anugerah yang sangat istimewa dalam hidup saya. Kalian hadir dan membuatkan saya tersenyum. Saya ketawa. Saya mencipta bahagia. Namun seingat saya, saya yang membuatkan kalian berduka. Saya takut sayalah yang membuatkan kalian berduka dan menitiskan air mata. Saya tiada saat kalian perlukan saya dan pentingkan diri sendiri.
Nama kalian sudah saya tanam dalam diri. Kalau sekiranya benar kita tidak lama dapat bersama, saya mohon jutaan maaf atas segala kesalahan dan kekurangan saya. Sepanjag persahabatan, mungkin tidak sekali saya berkata: ukhti, kai fa ha lu ki? Ketahuilah sesungguhnya saya sentiasa kamu dalam keadaan sihat dan dilindungi Allah.
Kalianlah yang mengajar saya makna PERSAHABATAN. Membuatkan saya akan merindukan momen yang terakam dalam NIKON L21 saya. Kadang saya mencuri-curi ambil gambar kalian. Halalkan kerana itulah kenangan yang tinggal buat kita.
Sahabat, saya sayangkn kalian... Sangat sayang.
Tetapi saya bukannya orang yang pandai bicara soal ukhuwah, soal rabitah... saya cuma impikan persahabatan ini diikat dengan nama Allah. Saya jujurnya sangat takut kepada perpisahan, namun kita tidak dapat mengelak, kan?
Perpisahan itu datang dalam pelbagai bentuk...
Titik.
Sahabat, maafkan aku.
Aku,
Jamilah
Nota Kecil Hujung Entri:
Namun nama kalian tidak akan pernah jauh daripada hati saya. Sekali saya sayang kepada seseorang, mana mungkin saya tukar sayang itu dengan perkataan lain. Saya tahu, saya hanya bersama kalian ketika kalian senang. Saya tiada ketika kalian memerlukan. Sahabat saya apakah ini? Saya akan bermulut manis jika saya perlukan pertolongan. Sungguh saya malu dengan diri sendiri.
Kalian, tahukah yang kalian merupakan anugerah yang sangat istimewa dalam hidup saya. Kalian hadir dan membuatkan saya tersenyum. Saya ketawa. Saya mencipta bahagia. Namun seingat saya, saya yang membuatkan kalian berduka. Saya takut sayalah yang membuatkan kalian berduka dan menitiskan air mata. Saya tiada saat kalian perlukan saya dan pentingkan diri sendiri.
Nama kalian sudah saya tanam dalam diri. Kalau sekiranya benar kita tidak lama dapat bersama, saya mohon jutaan maaf atas segala kesalahan dan kekurangan saya. Sepanjag persahabatan, mungkin tidak sekali saya berkata: ukhti, kai fa ha lu ki? Ketahuilah sesungguhnya saya sentiasa kamu dalam keadaan sihat dan dilindungi Allah.
Kalianlah yang mengajar saya makna PERSAHABATAN. Membuatkan saya akan merindukan momen yang terakam dalam NIKON L21 saya. Kadang saya mencuri-curi ambil gambar kalian. Halalkan kerana itulah kenangan yang tinggal buat kita.
Sahabat, saya sayangkn kalian... Sangat sayang.
Tetapi saya bukannya orang yang pandai bicara soal ukhuwah, soal rabitah... saya cuma impikan persahabatan ini diikat dengan nama Allah. Saya jujurnya sangat takut kepada perpisahan, namun kita tidak dapat mengelak, kan?
Perpisahan itu datang dalam pelbagai bentuk...
Titik.
Sahabat, maafkan aku.
Aku,
Jamilah
Nota Kecil Hujung Entri:
Comments