Kamu seperti permata |
Lantaran sahabat itu ibarat cermin yang mereflekkan kembali siapakah kamu yang sebenarnya,
Kamu bisa berbohong dengan sahabat namun hidup kamu tidak akan tenang,
Kamu boleh berpura-pura dengan sahabat namun kamu akan resah.
Perngertian sahabat bagiku mungkin tidak seperti mereka mengenal sahabat mereka,
Yang sentiasa boleh membimbing mereka menuju jalan yang benar,
kadang terlalu mengharap akan membuahkan sebuah kekcewaan,
lalu, berusahalah untuk menerima.
Katamu semalam aku terima dan aku perhati,
Sesungguhnya diri ini perlukan semangat berterusan,
Lantaran hujanan semanangat yang diberi dia suatu hari sudah luntur,
Lalu aku kembali ke daerdah lama.
Daerah yang menjadikan aku bukan diriku yang sebenar,
Namun aku cuba tersenyum walaupun aku tidak bisa bicara dan sembunyi rasa resah itu,
Ia terlihat di mana-mana dan debar dalam dada seakan ombak yang tidak kasihankan pantai,
Mendebur laju...
Selaju air yang mula menuruni pipi kala teringat apa yang sudah aku lakukan kepadamu...
Persahabatan tidak dapat diukur menggunakan skala hakiki,
Lantaran ia sebuah jambatan hati,
Yang terjelma daripada sebuah keselesaan dan perasaan ingin memberi,
Lantaran diri merasakan yang mana bisa aku berdiri sendiri,
Walau cuba berkali..
Dalam aku bersembunyi,
Banyak kenangan menjengah sanubari,
Sampai air mata mengalir di pipi,
Namun hanya satu hari,
Esoknya aku lupa diri..
Namun pada sebuah persahabatan yang Allah aturkan itu,
Seakan terantai namamu pada hati,
Sayang yang tidak terucap pada diri,
Namun kukuh dalam hati.
Kerana aku bukan seorang pemberi sejati...
Jamilah Mohd Norddin
ITD@15.3.2011
Bicara aku untuk kamu...
Comments