Sajak – Kampung Nurani
Aku menginjak sebidang tanah kerinduan
yang lama berkampung di hujung nurani
kekal melirik abadi dalam nostalgia cinta hakiki
di mana becak lumpur dan sekawan kerbau
yang pernah hadir di dalam potret mimpiku
simfoni angin dan tingkah merdu terkukur
menghambat kenangan
waktu berlarian di batas bendang menyusur
denai pohon merakam pak tani menuai kasih
pada tanah rezeki
di situ kau berbudi yang melebat kasih insani
di tanah perkebunan nurani
menguntum manis keakraban intim sekampungan
berganding menebas kecekalan
yang bersawang di bumi kerukunan.
Aku mencari sebidang tanah nuraniku
yang perlahan-lahan dikambus waktu
harum serambi tradisi yang sekian lama
membenihkan pekerti
dirampas cengkam kuku-kuku kemajuan
yang entah dari mana berhembus
membawa desir petualang dan rakus sumbang
melatari potret kampung nuraniku
yang dahulu hijau dan berkaca
yang dahulu memukau dan abadi sejahtera.
NAZRI HUSSEIN
Kemaman, Terengganu.
***************************************
# Aduhai, saat kita perlu meninggalkan tanah kelahiran, pasti rindu mencuit diri. Sawah nan hijau, cengkerik berlagu menemani malam-malam yang sunyi, suara kicau burung menghibur hati, ngiau kucing yang walau kadang mengundang mara, tetap meneman diri.
Saat kita makin jauh daripada desa kelahiran, harum tanah yang dipijak akan terhidu di indera. Saat melalui jalan-jalan sesak dengan bau tidak menyenangkan, teringat akan segar bau rumput selepas dipotong.
Desa tercinta, kerinduan yang tidak akan padam.
Mahang, 2013.
# "eh, hang duduk di mana?" "Aku duduk di Mahang, Karangan." "Oh, patutlah hang suka menulis. Duduk pun di karangan."
# Aku masih tidak tahu mengapa dinamakan Kampung Bukit Kabu. Sebab dahulu di kawasan ini banyak pokok kabukah? Jika Kulim dan Mahang, tahulah saya ia nama buah dan pokok, karangan? Mengapa ya?
Comments
:)
:) ya. lebih tepatnya Mahang, Karangan, Kulim, Kedah.