... entri ini adalah kata-kata Jamilah Mohd Norddin untuk dirinya... Semoga kalian mendapat sesuatu.
Kehidupan macam ombak dan laut. Ada tenang dan gelora
Ya Allah, aku tidak mengenali dia yang Kau jemput semalam. Namun hati tetap gerimis membaca coretan teman-temannya tentang beliau. Aku terasa dan TERSENTAK juga dengan pemergiannya, walaupun dia tidak aku kenali. Dia juga saudara seakidahku.. Al Fatihah...
Pagi ini, aku menulis entri di blog lukluahnurjamilah bertajuk PENDEK. Tak sangka, rupa-rupa dalam aku menulis sajak pendek itu, ada rakan satu universiti yang baru menghadap-Mu... Kemudian, aku menutup laptop, memberi ruang kepada diri untuk membaca seketika. Namun, dek rasa bosan aku kembali melayari internet. Sebuah blog yang dimiliki seseorang menukilkan tentang kematian sahabatnya itu... Innalillah...
Engkaulah yang menyayangi Dia melebihi kasih sayang sahabat-sahabatnya...
Maka, aku turut merasakan pemergian itu... Jauh di sudut hati.
Ya, aku amat takut kepada sebuah kehilangan setelah aku melaluinya selama beberapa tahun berturut-turut... Maka, aku seakan-akan dapat merasakan kepedihan itu. Namun, orang yang kita sayang hanyalah pinjaman, manakan dapat dibandingkan kasih sayang DIA Yang Maha Agung.
Maka, aku terbayang-bayang bagaimanakah aku yang berada di situasi dia... Aku jujurnya takut untuk melalui.. Ya, hidup perlu diteruskan, namun mengambil masa untuk melupakan. Aku masak dengan situasi itu.
Adakah aku akan menjadi seorang sahabat yang hanya menghargai sahabatnya setelah beliau pergi... Allah, janganlah aku berada dalam golongan ini..Janganlah hendaknya aku hanya menjadi orang yang menyesal. Walaupun sahabatku hanya dapat dibilang dengan jari, hendaknya aku bukanlah sahabat yang menzalimi sahabatnya...
Pesanan seorang ustazah yang aku terbaca dalam satu blog tadi menyentuh hati...
"Dalam kekalutan kita menghadapi final, jangan dilupa teman sebilik, kawan-kawan." Lebih kurang begitulah.. Panjang lagi sebenarnya...
Sahabat,
Andai ada antara kita yang lebih disayangi-Nya,
Terimalah dengan redha,
Itulah perhentian terakhir kita,
Hanya doa berterusan yang perlu dihantar,
Semoga perjalanannya tenang..
Sahabat,
Tangisan kita pada hari kehilangan sahabat tersayang,
Jangan hanya hari ini,
Simpan dia dalam hati,
Gantikan dengan doa saban hari...
Sahabat,
Jika ada kita terdengar mereka perlukan kita,
Semoga kita bukanlah si egois yang pentingkan diri,
Aku sibuk,
Aku tak ada masa,
Aku penat...
Semoga aku bukanlah sahabat begini....
Aduhai sahabat,
Semoga kasih yang disemai,
Melorong jalan menuju cinta Ilahi...
p/s: aku teringat cerpen yang ditunjukkan kak husni... Menarik sangat. Bagaimana seorang yang sudah tahu ajalnya makin hampir-sakit- masih amat tenang. Orang lain hanya mengetaui setelah beliau meninggal dunia... Cerita dia yang ditunangkan dengan kematian.. Begitu juga kita. Cuma bilakah tarikh pernikahannya? Janya DIA Yang Tahu
30-3-2010
09:13p.m
~Lagu iringan: Gerimis: Far East~
Al Fatihah untuk Mak, Tok, Che, kak Nor, Mustaqim dan semua yang mendahului aku.. Semoga kalian tenang.
Comments
sungguh la...
mati itu tidak kenal tua atau muda, sihat atau sakit... kita yg masih bernyawa ni x tau bila Malaikat Maut akan menjemput.
Takutttttt.....
Lalu apa persiapan yg diri dh buat?
Hm.. sama2 koreksi IMAN
~Smoga Allah Redha (ayat HA)
Ya...
Bukankah mati mengejut dan mati beramai-ramai itu tanda akhir zaman juga?
Semoga kita hidup dan pergi dengan keimanan.. Amin.