Skip to main content

13 KUNCI KEBAHAGIAAN MENURUT PERSPEKTIF ISLAM


Tiada orang yang hidup dalam dunia ini yang mahu derita, namun ALLAH turunkan juga ujian untuk menguji hambanya. Kuatkah dia menghadapinya? Jadi kali ini aku berkongsi dengan kalian sedikit ilmu ini, aku jumpa dalam laptop dan edit sikit, kalau ada kesalahan tolong betulkan... Apa sebenarnya kunci kebahagiaan yang kita dambakan ini? Sudah adakah kuncinya dalam tangan kita? Atau amat jauh? Renung-renungkan...

1.Iman kepada Allah dan beramal shaleh.

Allah berfirman: "Sesiapa yang beramal soleh daripada lelaki atau perempuan, sedang dia beriman, maka sesungguhnya Kami akan menghidupkan dia dengan kehidupan yang baik dan sesungguhnya Kami akan membalas mereka, dengan memberikan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan
(An Nahl: 97)

"Sesungguhnya orang yang beriman dan orang-orang Yahudi dan orang-orang Saabiin dan orang-orang Nasrani, sesiapa sahaja di antara mereka yang beriman kepada ALLAH (dan segala Rasul-NYA meliputi Nabi Muhammad SAW) dan (beriman pula) Hari Akhirat dan beramal soleh, maka tidaklah ada kebimbangan (dari berlakunya kejadian yang tidak baik) terhadap mereka dan mereka pula tidak akan berdukacita. " (Al maidah: 69).

2.Beriman kepada Qadha dan Qadar
Qadha dan qadar, baik atau buruk semua adalah datang dari Allah.Apabila ada musibah menimpa diri kita bukanlah karena kesalahan kita semata, mungkin ALLAH mahu memberikan pahala berganda dan menguji kesabaran kita.Semua telah ada dalam ketentuan Allah Ta'ala. Redalah dengan rezeki dari Allah dan terima berbagai kemungkinan yang bakal ditimpakan Allah dengan reda dan syukur.
Allah berfirman dalam kalamnya. "Dan sifat terpuji ini tidak dapat diterima dan diamalkan melainkan oleh orang-orang yang bersikap sabar dan tidak juga dapat diterima dan diamalkan melainkan oleh orang yang mempunyai bahagian yang besar dari kebahagiaan dunia dan Akhirat." (Fushilat: 35)

3.Faham Ilmu Syariat
Para ulama yang mengenal Allah, merekalah orang-orang yang berbahagia. Mereka tidak memikirkan kecuali tentang berbagai ilmu yang diberikan Allah padanya. Ini adalah contoh yang diberi:
Abu Al hasan Az Zahid, kerana keberaniannya menentang penguasa zalim Mesir di masanya, Ahmad Toulun maka ia dimasukkan ke dalam kandang singa. Seketika, singa yang lapar itu meraung dan mendekat. Abu Al Hasan tetap tenang duduk, tidak bergerak dan tidak mempedulikan. Orang-orang yang menyaksikan sudah tampak tegang. Ada yang ketakutan karena pemandangan yang amat mengerikan bahkan ada yang sampai menangis. Singa itu mendekatinya, kadang meraung,kadang diam. Kemudia, ia mengangguk-anggukkan kepalanya, mendekat kepada Abul Hasan lalu menciumnya dan pergi tanpa berbuat apa-apa. Orang-orangpun spontan berteriak dengan takbir dan tahlil. Apa yang lebih hebat dari itu? tatkala Ibnu Toulon bertanya kepada Abu Al Hasan tentang apa yang ada di dalam benaknya ketika itu ia menjawab: "Aku berfikir tentang air liur singa tersebut, seandainya mengenaiku. Apakah najis atau tidak?" Apa kamu tidak takut kepada singa?, tanya Ibnu Toulon. Tidak, karena sesungguhnya Allah melindungiku." Inilah kebahagiaan yang nyata, yang dihasilkan oleh iman dan ilmu yang bermanfaat. Inilah kelapangan yang selalu diburu oleh setiap manusia.

4.Banyak Dzikir dan membaca Al Qur'an
Allah berfirman: "(Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan “berzikir”, ketahuilah dengan berzikir hati akan menjadi tenang." (Ar Ra'd: 28)

"Dan sesiapa yang tidak mengendahkan (berpaling daripada) pengajaran (Al-Quran yang diturunkan oleh ALLAH) Yang Maha Pemurah, Kami akan adakan baginya Syaitan (yang menghasut dan menyesatkannya), lalu menjadilah Syaitan itu temannya yang tidak renggang daripadanya." (Az Zukhruf: 36)

"Dan siapa saja yang berpaling dari dzikir (ingat) kepada Aku maka adalah baginya penghidupan yang sempit dan kami akan kumpulkan dia pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (Thaha:124)

"Maka kecelakaan bagi mereka yang beku hatinya dari mengingat Allah Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." (Az Zumar: 220)

5. Al-Quran: Banyak ayat yang menceritakan tentang kebahagiaan

"Tuhanku, lapangkanlahn dadaku." (Thaha: 25)

"Bukankah Aku telah lapangkan bagimu dadamu (wahai Muhammad dan mengisinya dengan iman dan hidayat petunjuk)" (Al Insyirah:1)

"Siapa saja yang Allah menghendaki akan memberikan padanya hidayah, nescaya Allah akan lapangkan dadanya untuk menerima islam." (Al An'am: 125)

6.Berbuat Baik kepada Manusia

Ini adalah fakta. Orang yang suka berbuat baik kepada manusia dialah orang yang paling berbahagia, serta yang paling diterima hidupnya di atas bumi.

7.Memandang urusan dunia lebih rendah daripada urusan Duniawi.

Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda: "Lihatlah orang-orang yang di bawah kamu dan janganlah kamu melihat kepada orang yang lebih tinggi dari kamu. Maka hal itu akan lebih pasti untuk meremehkan nikmat Allah." (HR. Muslim). Bila kita ingat ada orang yang lebih rendah dari kita maka kita akan mengetahui betapa besar nikmat Allah yang diberikan kepada kita. Tapi dalam urusan akhirat, kita melihat kepada orang-orang yang lebih tinggi dari kita, agar kita sedar akan kelemahan dan kekurangan kita. Jangan kita melihat orang yang hancur dan sebab-sebab kehancurannya, tetapi lihatlah orang yang selamat, dan bagaimana keselamatan itu diraih.

8.Tidak tamak dunia dan selalu siap mati.
Syaikh Abdurrhaman As Sa'di rahimahullah pernah berkata: "Hidup itu pendek, oleh karena itu janganlan dipendekkan lagi dengan lamunan dan perbuatan dosa." Benar, bahwa hidup ini sangatlah pendek, oleh karena itu kita harus tidak menemabah kependekan itu ini dengan kebencian, angan-angan yang jahat dan perbuatan dosa.

9.Yakin kebahagiaan hakiki bagi seorang mukmin adalah di akhirat, walaupun di dunia tidak bahagia.
Allah berfirman: "Adapun orang-orang yang berbahagia maka dalam SurgaKu lah mereka, keadaan mereka kekal padanya selama langit dan bumi dikehendaki oleh Tuhanmu sebagai suatu pemberian yang tidak putus." (Hud:108).

Rasul Saw. bersabda: "Dunia ini penjara bagi mukmin dan Surga bagi orang kafir."

10.Bersabahat dengan Orang Shaleh
Dengan siap kita bersahabat, itulah kita. Kerana itu Nabi Saw. bersabda: "Perumpamaan teman yang baik dengan teman yang buruk adalah laksana pembawa minyak dan pekerja pandai besi. (Muttafaq Alaih)

11.Yakin perbuatan jahat orang lain akan menjadi kebaikan bagi dirinya maka maafkanlah dia.

Ibrahim Ataimi berkata: "Sesungguhnya ada seorang laki-laki menzalimiku maka aku mengasihinya."

12.Berbicara baik, hapuslah perbuatan buruk dengan berbuat kebajikan.
"Dan tidak sama antara kebajikan dan keburukan. Tolaklah keburukan itu dengan sesuatu yang lebih baik.

"Dan tatkala mereka lewat di hadapan permainan dia lewat dengan penuh kemuliaan." (Al Furqan: 72)

13.Selalu Kembali kepada Allah dan Berdo'a kepadaNya

Antara doa yang diajarkan Rasulullah SAW:
"Ya Allah perbaikilah aku dalam beragama karena dengan agama itu menjadi ishmah bagi segala urusanku, perbaikilah pula duniaku yang merupakan penghidupanku. Perbaiki pula akheratku yang akan menjadi tempat kembaliku, jadikanlah hidup ini tambahan bagiku dengan berbagai kebaikan serta jadikanlah kematianku sebagai tempat istirahatku dari segala keburukan." (HR. Muslim, 17/40).

Beliau juga senantiasa berdo'a: "Ya Allah rahmatMu aku harapkan. Janganlah Engkau tanggungkan (kehidupan ini) kepada diriku sendiri, meski hanya sejenak, dan perbaikilah seluruh keadaanku semuanya, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau."

* Semoga sedikit perkongsiaan ini dapat kita muhasabah kembali kita, adakah kita mencari kunci untuk membuka pitu kebahagiaan itu, atau kita mengeluh apabila diuji sedikit dan menyalahkan semua yang ada di sekeliling kita. Wallahu'alam

Comments

Popular posts from this blog

Jom Belajar Nusus

JOM BELAJAR NUSUS Assalamualaikum, Insya Allah, pada coretan ini, suka untuk aku kongsikan apa ynag telah aku pelajari semalam. Subjek Adab wan Nusus. NUSUS Hari ini Ustaz terangkan makna perkataan Adab. (الأدب) Adakah ia daripada perkataan Bahasa Melayu, sebagaimana yang kita maklumi, belajar tentang adab-adab makan, adab-adab tidur dan sewaktu dengaannya. Adakah perkataan ini digunakan sebelum merdeka atau sesudah merdeka? Bagaimana asalnya perkataan adab ini? Sebenarnya perkataan Adab telah digunakan semenjak zaman Jahiliyah, kerana dalam adab dan Nusus, zaman yang akan kita gunakan adalah zaman Jahiliah, Zaman Kemunculan Islam dan Umawi, Zaman Abasi, Zaman Turki, dan Zaman sekarang. Kembali kepada tajuk asal, sebenarnya perkataan Adab ini mula digunakan dalam syair Arab, biar aku tutunkan di sini: قول طرفة بن العبد: نحن في المستشاة ندعوالجفلى * لا ترى الآدِب فينا ينتقر طرفة merupakan salah seorang penyair pada zaman Arab, dan merupakan salah seorang penyair yang dipanggil a

SYAIR AHMAD SYAUQI: MUHAMMAD ABDUH

Dalam bab ketiga As-Syauqiyat banyak memuatkan syair berbentuk kesedihan atau ucapan takziah Ahmad Syauqi atas kehilangan para ulamak dan orang mulia yang hidup dalam lingkungan hidupnya. Beliau tidak hanya menulis syair yang menceritakan kesedihannya terhadap kehilangan orang penting dalam masyarakat namun turut memuatkan syair bertajuk “Yursi Jaddatuhu” (Menangisi Pemergian Datuknya), dan “Yarsi Abahu” (Menangisi Pemergian Bapanya). Latar belakang beliau yang belajar di Perancis turut mencorakkan syairnya. Sebagaimana masyarakat barat menulis tentang kematian orang mereka sayangi, Ahmad Syauqi turut berbuat demikian. Namun beliau tidak hanya menangisi kematian saudaranya atau ahli keluarga, namun menyelitkan persoalan kehidupan dan kematian. Syair “ Muhammad Abduh ” ini merupakan contoh syair Ahmad Syauqi yang bertemakan Ar-Risa’ atau kesedihan. محمد عبده مفسر آي الله بالأمس بيننا                      قم اليوم فسر للوري آية الموت رحمت، مصير العالمين كما                      ترى وك

PENYAIR ZAMAN JAHILIAH.

Tangan rasa menggatal mahu menulis. Mood imthan. Jadi aku mahu kongsikan tentang penyair zaman Jahili yang aku belajar dalam subjek Sejarah Adab Arab. Untuk hanya baca, maka aku akan terus lupakan apabila sekali baca. Jadi, aku mahu abadikan nama-nama itu di sini. *** Dr. George Zaidan dalam bukunya "Tabaqat As-Syuaraa' Li Iskandar Ikarius" tidak menceritakan tentang kaedah yang beliau gunakan untuk membuat pembahagian bagi penyair pada zaman Jahili, namun hanya menyatakan nama-nama mereka dalam jadual yang memuatkan nama penyair, nama qabilah dan negara, serta tahun kewafatan.  Jom tengok! (berwarna merah itu yang biasa aku dengar. Bakinya aku tidak pernah kenal) Tabaqah Pertama  Amru al-Qais al-Kindi -Kindi- Ahli Najd Umaiyah bin Abi Baslat-As-Saqafi-Ahli Taif Basyir bin Abi Hazim-Al-Asadi-Ahli Najd Al-Haris bin Halzah-Al-Busykari-Ahli Iraq Zuhair bin Abi Salma-Al-Muzni-Ahli Hijaz An-Nabighah bin Az-Zibyan -Az-Zibyani-Ahli Najd Tarafah bin Abd- Al-Bakari-Ahli Bahrain Ub